Dakwah budaya Walisongo, secara konsepsional Walisongo menerepkan beberapa metode, seperti
metode mau’izatul hasanah wa mujahadah billati hia ahsan. Dakwah disini
diartikan secara luas. Yakni sosialisasi nilai-nilai keislaman, demi
tersemainya nilai-nilai Islam itu di muka bumi. Jadi dakwah disini diartikan
sebagai persemaian nilai-nilai Islam dalam konteks publik, baik ranah
kemanusiaan, kebangsaan, dan kebudayaan.
Walisongo dalam usahanya mengislamkan masyarakat Jawa Ialah
dengan mengubah hal-hal lama yang tidak bersesuaian dengan Islam dengan melalui
pendekatan budaya. Strategi kultural Islam itu sebuah strategi dakwah Islam
yang menggunakan jalur kultural, sehingga membuahkan keislaman yang bersifat
kultural. Gus Dur menyebut meneyebut keberislaman ini sebagai perwujudan kultural Islam. Artinya,
manifestasi Islam dalam bentuk sosialnya
berwujud kultural.
Dakwah budaya walisongo ini banyak menggunakan cara-cara
yang bijaksana dengan menggunakann pendekatan budaya. Sunan Kalijaga dengan
gamelan sekatennya, atas usul Sunan Kalijaga maka dibuatlah keramaian sekaten
atau syahadatayni yang diadakan
di masjid agung dengan memukul gamelan yang sangat unik dengan langgam lagu
maupun komposisi instrumental yang telah lazim pada masa itu.
Keramaian diadakan
menjelang hari peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Sunan Kalijaga
juga mengarang lakon-lakon wayang baru dan menyelenggarakan
pergelaran-pergelaran wayang. Sedangkan upah baginyaa seebagai dalang, ialah
berupa kalimat syahadat. Dengan kalimat syahadat beliau baru mau dipanggil
untuk memainkan suatu lakon wayang. Metode diatas juga dilakukan oleh Sunan
Kudus. Dengan lembunya (sapi) yang nyentrik karena dihias istimewa
merealisasikan kiat lain dalam menerapkan prinsip dakwah.
Diceritakan bahwa sunan kudus pernah mengikat seekor lembu
di halaman masjid, sehingga masyarakat yang ketika itu yang masih memeluk agama
hindu datang berduyun-duyun menyaksikan lembu
yang diperlakukan secara istimewa. cara ini sangat praktis dan
strategis. Seperti diketahui, lembu merupakan binatang keramat dan menarik hati
orang Hindu. Menyaksikan bahwa lembu tidak dihinakan oleh Sunan Kudus,
terbitlah minat dan simpati masyarakat pengnut Hindu. Selain itu metode ini
juga banyak dipakai oleh wali yang lain dalam usahanya mengislamkan masyarakat
Jawa.
Sekian dan terimakasih semoga bermanfaat pantengin terus ya
postingan-postingan saya yang selanjutnya.